Criticism on Flores Timur folktale.
Sastra lisan merupakan proyeksi emosi manusia yang paling jujur manifestasinya. Sastra lisan dipandang sebagai sebuah bidang ‘existential knowledge’ yang penting dipelajari sebagai upaya mencari dan menemukan kebenaran kemanusiaan. Sastra lisan, karena itu, dianggap sebagai jendela untuk mengintip hati manusia dan berbagi pengalaman serta kerinduan kemanusiaan. Terabaikannya sastra lisan dalam dunia akademis maupun dalam kebijakan publik selama ini cukup memprihatinkan, mengingat kenyataan bahwa justru akar budaya bangsa tersimpan dalam berbagai karya sastra Nusantara, baik tulisan maupun lisan. Buku ini mengangkat sastra lisan Flores Timur dalam bentuk puisi lisan yang bertutur tentang asal-usul suku dan manusianya. Berbagai kearifan lokal orang Flores Timur yang berbahasa Lamaholot itu dapat ditemukan di dalmnya, termasuk kedatangan raja mereka dan legitimasi mitologisnya oleh masyarakat Flores Timur. Buku ini sangat menarik untuk dipelajari dan dijadikan bahan muatan lokal bagi wilayah berbahasa Lamaholot: Larantuka, Adonara, Solor, dan Lembata.
1
people already read
0
people are currently reading
0
people want to read
About the author